Sambal tumpang

Mengenai pendapat tentang rasa makanan yang satu ini, memang setiap orang memiliki penilaian yang berbeda.  Pengalaman lucu saya waktu mengenalkan sambal yang satu ini kepada teman baikku waktu praktek di RS Pandanaran Boyolali, dia langsung memuntahkan makanan kharismatik yang satu ini dan berujar jika penjualnya menjual sayur basi. Asal tahu saja, (waktu itu tahun 2006-an) warung yang hanya buka di sore hari di daerah depan rumah sakit itu memiliki banyak pelanggan fanatik yang rela antri hanya untuk mencicipi sambal tumpang dan pecelnya. Yup, sambel tumpang. Popularitasnya setahu saya hanya di daerah sekarisidenan Surakarta yaitu Boyolali, Salatiga, Klaten dan Sukoharjo.
Teman saya yang tiap harinya hanya mengenal cita rasa mendoan, tidak heran jika tidak doyan. Ada lagi cerita dari my hubby, suatu ketika dia membawa bekal makan siang sambal tumpang, sampailah pada cerita teman kantornya yang asli orang Musuk, Boyolali mencicipi sambal tumpang saya. Dan, sebuah rasa rindu yang terpendam pada makanan ini bisa terobati. Maklum, istrinya yang asli Jogja katanya belum bisa membuat masakan unik ini. Ingin saya membagi resep ke istrinya tapi takut ada selentingan orang; bidan kok ngajari masak dokter, kok pada gak fokus sama profesinya.

Beda dengan di keluarga besar mertua saya, khusunya my hubby. Baginya, sambal yang satu ini adalah obat penggugah selera makan yang manjur. Kadang saya terpaksa menyembunyikan sisa masakan jika tidak mau habis dilahapnya. Kata emak mertua saya, kunci utama pada sambel tumpang itu terletak pada perpaduan bumbu kencur dan 'tempe bosok'. Dasar orang jawa, perasaan sayangnya besar kalau membuang bahan makanan begitu saja. Tempe kemarin yang sudah "berbau" dan agak kehitaman itulah tempe bosok. Tetapi tempe yang dipakai adalah tempe yang agak lembek bebas dari kandungan zat berbahaya layaknya belatung.

Nah, tidak semua tempe yang kita biarkan membusuk bisa seperti apa yang kita harapkan, kadang ketika tempe di buka ternyata tempenya kering dan keras atau malah berair dan ada belatungnya. Membuat tempe bosok memang gampang-gampang susah. Kata emak mertua lagi nih, baiknya menggunakan tempe bungkus daun jati yang dibuat kampung sebelah biar tidak ada belatungnya. Nah lho, kalau seperti ini bayangkan bagaimana repotnya jika suatu ketika pengen buat sambel tumpang padahal Bogor jauhnya minta ampun sama Boyolali. Akhirnya, saya menemukan sebuah metode sederhana(padahal mah karena kebetulan) untuk mendapatkan tempe sebagaimana yang dimaksud sama emak mertua saya. Tips dari saya untuk membuat tempe bosok yang lebih manusiawi, masukan tempe sisa kemarin dalam kulkas kira-kira lebih dari 3 hari. Jika dimasukkan dalam kulkas, insyaAllah tidak akan dihampiri belatung dan tempenya menjadi lembek. Nah, tempe yang seperti ini kalau dibuat campuran sambel tumpang maka hasilnya Jos gandos top markotop lah pokoe. Coba aja!

Untuk membuat sambel tumpang, resepnya ada disini.

0 comments:

Post a Comment