The dream on a budget



Waktu menunjukan jam sekian, selepas waktu sholat ashar. Duduk di teras “tersembunyi” sambil menenteng segelas teh panas sambil memandangi daun pohon jati yang jatuh karena menguning. Suara anak anak dengan logat asli sesekali terdengar. Sering duduk sendiri menghitung hari, tapi sesekali beruntung ditemani olehnya walau hanya sekian hari. 
Sebuah rumah yang selalu mendatangkan rasa, rasa aku ingin kembali. Dimana semua lelah dan penat pikiran akan hilang saat kakimu menginakkan dinginnya lantai depan pintu. Tempat dimana kami meluapkan segala ekspresi, bersantai menikmati teh hangat sambil diselingi obrolan ringan hingga obrolan dari hati ke hati masing masing kami.

Ah, its so simple. Theres no place like (it) home. Where the heart is, the love reside, a memories are created and our loughter never ends cieh cieh....

Dan, saya ingin menghadirkan kenangan itu lagi.
Well, ini adalah desain mentah gambaran kasar, corat coret sementara rumah impian kami saat ini. Masih mungkin untuk berubah menyesuaikan selera yang disepakati dan anggaran. He...
Semoga Allah memberi kemudahan mewujudkannya, Aamiin.