The dream on a budget



Waktu menunjukan jam sekian, selepas waktu sholat ashar. Duduk di teras “tersembunyi” sambil menenteng segelas teh panas sambil memandangi daun pohon jati yang jatuh karena menguning. Suara anak anak dengan logat asli sesekali terdengar. Sering duduk sendiri menghitung hari, tapi sesekali beruntung ditemani olehnya walau hanya sekian hari. 
Sebuah rumah yang selalu mendatangkan rasa, rasa aku ingin kembali. Dimana semua lelah dan penat pikiran akan hilang saat kakimu menginakkan dinginnya lantai depan pintu. Tempat dimana kami meluapkan segala ekspresi, bersantai menikmati teh hangat sambil diselingi obrolan ringan hingga obrolan dari hati ke hati masing masing kami.

Ah, its so simple. Theres no place like (it) home. Where the heart is, the love reside, a memories are created and our loughter never ends cieh cieh....

Dan, saya ingin menghadirkan kenangan itu lagi.
Well, ini adalah desain mentah gambaran kasar, corat coret sementara rumah impian kami saat ini. Masih mungkin untuk berubah menyesuaikan selera yang disepakati dan anggaran. He...
Semoga Allah memberi kemudahan mewujudkannya, Aamiin.

Mengusung konsep playfull in minimalis ( istilah ala saya, no protes for you engineer wkkk)
Saya ingin sebuah rumah yang lebih sederhana dari rumah yang saya tinggali sekarang, dari segi harga matrial dan bentuknya tetapi tidak mengurangi fungsi dan tetep enak di lihat. Tidak ada ruang yang sia sia, setiap sudut ruang bisa dimanfaatkan secara maksimal. Dan yang pasti, saya ingin mempunya tempat yang cozy  buat ngeteh atau ngopi ( sesekali ya pak).

 Seperti apaka? Lets go!
 
Exterior ; sama seperti tumah 1 lantai pada umumnya. Tidak ada yang spesial hanya saja saya menginginkan atap rumah agak lebih tinggi 1-1,5 meter. pinjam foto bapaknya ruhayli.
 bisa juga desain dari om gugel ini :

dari samping, bisa lihat contoh rumah tetangga ini (maaf y om saya pinjam gambarnya)


Interior : yang beda kali ini, saya ingin memaksimalkan loteng rumah. Karena hobi kami pengkoleksi, mulai dari koleksi kitab, kain bahkan kardus alat elektronik pun kami koleksi maka kami butuh ruang tambahan untuk menyimpan barang koleksi kami. Kasian hanan kalau kamarnya harus double fungsi menjadi gudang kain emaknya.
Rencananya saya mau menggunakan lempengan dak instan, sebagaimana yang saya baca kalau menggunakan lepengan ini lebih ringan dan lebih cepat pemasangannya. hasil ahir harga matrialnya juga lebih murah dari pada dak model lama. harga 4800rb untuk /lempengan dengan luasan 60cm x 300cm. 
itung itungan dana, minimal saya memerlukan 12 lembar dak instan ini.

Denah tata ruang sementara seperti ini, lantai loteng belum bisa saya gambar karena harus rebutan leptop sama bocil. he....
lantai loteng :
ehh buk, tidak pakai ternit gypsum? apa tidak panas? jadi begini, tetep pakai ternit tetapi mengikuti bentuk atap. disela sela antara genting dan ternitnya memakai insulator, menggunakan glass wool untuk menahan panasnya. harganya (2017) berkisar 200-300 ribu untuk selembarnya. lebar 1,2 M x15 M. on budget g ya pak?tidak perlu dipasang full menggunakan glasswool, bisa saja kita hanya menggunakan 2 lembar. setidaknya sudah mengurangi kan.Tetapi kalau tidak dikasih juga tidak apa apa, nanti memaksimalkan penggunaan baling baling terbang.
glasswool




bentuk anak tangga, saya pilih model L atau model I. dibuat memanjang agar lebih menghemat ruang, kira kira seperti gambar tapi tidak semewah ini. bisa saja nanti praktek, bawah tangga dibuat rak dari bambu sisa steger he he..

0 comments:

Post a Comment