Mereka (mengaku) dari PLN

Hari ini, jum'at 20 juli 2012 sekitar pukul 09.00 tadi pagi setidaknya sudah yang ke 3 kali kejadian ganjil (mungkin) berupa penipuan selama saya menempati rumah baru kami di bilabong permai sejak awal tahun. Setelah kejadian orang yang mengaku dari PLN meminta sejumlah uang atas pemindahan posisi meteran listrik dan hampir saja rumah kami kemasukan maling(atau rampok) disiang hari yang pura-pura memasang AC. Awalnya saya ingin menulis tentang keasikan saya yang sukses berjalan-jalan ria ke pasar tasik di tanah abang kemarin pagi, tapi saya rasa apa yang ku alami tadi pagi lebih perlu untuk saya share di blog saya ini.

Okeh, tanpa panjang dikali lebar saya ingin menceritakan kejadian yang saya maksud berhubung masih fresh dan anget. Tadi pagi, dirumah saya di perumahan bilabong (katanya yang permai) ada 2 orang laki-laki yang meminta nomer rekening lisrtik rumah saya untuk survai PLN karena taman samping rumah saya mau dipasang meteran listrik (dari sini aja, kedengarannya sudah aneh).

Lanjut ke cerita, ciri-ciri laki laki itu berumuran 40-50 tahun, salah satu sebut saja bapak X mengenakan jaket coklat muda, memakai topi berlogo :pasar segar: , muka bulat dan kulitnya tidak halus. Dan satunya sebut saja bapak Y, kawannya yang membonceng, berkumis (tapi tidak mirip pak foke lho) memakai jaket coklat agak gelap, memakai topi polos, tinggi dan kurus. Mereka mengendarai sepeda motor merek Honda supra X warna biru kombinasi hitam.

**
Bapak X : mba, kita rencana mau pasang listrik di sana (sambil menunjuk kearah taman), jadi kita minta nomer rek.listrik rumah mba.

Saya : bapak dari mana?

Bapak X : kita dari PLN.

Saya : ada tanda pengenal atau surat pemberitahuan dari kantor pak?

Bapak X : tidak ada (spontanitas dia membuka tas yang dia bawa, saat itu ilmu suhu mata elang saya langsung bekerja. Saya lihat dia bawa banyak tanda pengenal yang biasa dikalungkan dileher. Berwarna warni dan berbeda profesi, tetapi saya melihat ada salah satu yang bertuliskan 'PERS' oh... mereka wartawankah? May be not)

saya : saya tidak tahu nomer rekening listriknya pak, karena yang bayar suami saya dan lewat ATM.

Bapak Y : biasanya distruk-nya ada kan mba?

Saya : ya udah, saya minta no HP bapak( maksud saya, kalau memang serius nanti saya tanya ke suami kemudian saya kasih tau lewat SMS saja)

bapak X : (dengan nada emosi) mba, kita minta nomer rekening listrik karena rumah mba yang paling dekat dengan taman, tidak akan kita apa-apain. Tidak akan menambah tagihan apa lagi mengganggu listriknya dirumah mba. Mau minta nomer rekening listrik aja RIBET amat.

Saya yang masih dalam keadaan belum sadar *baca:masih proses loading baru bangun tidur hanya bisa menatap sendu kepergian mereka (lebay yen iki)
kemudian bapak X itu bicara lagi kira-kira begini : sudah, nanti kita suruh si jaxx (* saja yang urusin.

: *jaxx sejauh pendengaran saya adalah jaya, tapi karena saya masih dalam proser loading bisa saja jaxx adalah jale, jaye, jaja.

Terus terang, sampai saat ini saya tidak mengerti maksud mereka meminta nomer rekening rumah saya. Buat apa coba? Kalau mereka betul PLN, kok ngambek cuma karena dimintai  nomer HP. Tapi kalau mereka ada niat jahat, kira-kira modus seperti apa yang akan mereka jalankan.

Tapi hati saya mengatakan mereka bukanlah dari PLN, melihat dari pakaian yang mereka kenakan, biasanya PLN kalau tugas dilapangan mengenakan rompi warna biru dongker senada dengan topi mereka. Dan yang paling meyakinkanku adalah, waktu  saya minta tanda pengenal mereka tidak bisa menunjukkan.

Jadi inget pesannya bang napi, kejahatan bisa terjadi bukan hanya karena niat tapi karena juga ada kesempatan. Whasphadhalahhhh!!!

1 comments:

Anonymous said...

Bilabong (yg mengaku permai) emang surga buat maling ya bu..apalagi pospol yg diisiny cuman pagi sampai siang..kalo malam..polisinya hilang..saya juga warga bilabong.trim's infonya

Post a Comment